Dialog dan mediasi kunci reformasi akademik – NCCE

Gambar terkait Dialogue, mediation key to academic reform – NCCE (dari Bing)

Sekretaris Eksekutif Komisi Nasional untuk Lembaga Pendidikan Tinggi, Prof. Chijioke Okwelle, mengatakan bahwa sengketa di institusi pendidikan tinggi Nigeria, meskipun tak terhindarkan, dapat dijadikan sebagai peluang untuk melakukan reformasi jika ditangani melalui dialog dan mediasi.

Okwelle membuat pernyataan ini saat menyampaikan pidato utama pada sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Federal University of Education, Kontagora. Menurut pernyataan komisi tersebut, acara berlangsung di Abuja, pada hari Rabu.

Kepala NCCE menyerukan reformasi institusional yang berani di sektor pendidikan, yang berlandaskan administrasi yang efektif dan mekanisme penyelesaian konflik yang proaktif.

“Menangani tantangan sistemik di sektor ini membutuhkan bukan hanya peningkatan infrastruktur dan pendanaan, tetapi juga pengalihan kembali arah kepemimpinan dan proses administrasi,” kata Okwelle.

Ia menekankan bahwa administrasi yang efektif dan harmonisasi institusi sangat penting untuk mencapai transformasi berkelanjutan dalam sistem pendidikan.

Dalam penyelesaian konflik, Okwelle mencatat bahwa sengketa di institusi pendidikan adalah hal yang tak terhindarkan tetapi tidak boleh dipandang semata-mata sebagai gangguan. Ia mengatakan, "Bila ditangani melalui dialog, mediasi, dan negosiasi, konflik justru dapat mendorong perubahan yang bermakna."

Ia menekankan bahwa memupuk budaya yang menerima kecerdasan emosional, pengembangan profesional, dan komunikasi yang jelas merupakan kunci untuk memastikan stabilitas institusional yang berkelanjutan.

Menggambarkan tata kelola pendidikan yang baik sebagai perpaduan antara kepemimpinan visioner, manajemen yang transparan, dan praktik inklusif, Okwelle mengatakan faktor-faktor ini diperlukan untuk membentuk budaya institusi dan meningkatkan akuntabilitas.

Ia lebih lanjut menekankan bahwa administrator pendidikan harus dibekali kemampuan untuk memimpin dengan integritas sekaligus memanfaatkan data dan teknologi demi meningkatkan efisiensi institusi.

Okwelle menegaskan kembali komitmen komisi untuk membimbing perguruan tinggi keguruan melalui agenda reformasi yang mendorong inovasi, integrasi TIK, dan sistem pemantauan modern.

Ia juga mengakui peran Serikat Staf Senior di Perguruan Tinggi Keguruan, Nigeria, dalam memupuk harmonisasi industri, serta mendesak serikat tersebut untuk mempertahankan pendekatan konstruktifnya dalam berdialog dengan pimpinan institusi.

Ketua acara, Prof. Francis Faduyile, sejalan dengan pernyataan Okwelle, mencatat bahwa pengembangan kepemimpinan, komunikasi terbuka, dan strategi penyelesaian konflik yang terencana sangat penting untuk memposisikan kembali institusi pendidikan tinggi guna mencapai efektivitas yang lebih besar.

Faduyile mengadvokasi lingkungan kerja profesional yang mengutamakan kesejahteraan staf, persatuan, dan kolaborasi, dengan menyatakan bahwa hal-hal tersebut diperlukan agar perguruan tinggi pendidikan dapat berkembang.

Pelaksana Tugas Rektor Federal University of Education, Kontagora, Prof. Faruk Haruna, menggambarkan pertemuan tersebut sebagai langkah penting dalam mengatasi tantangan mendesak di sektor pendidikan Nigeria.

Haruna menekankan bahwa administrasi yang efektif merupakan tulang punggung dari setiap institusi yang sukses, sementara kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara damai adalah kunci dalam mempertahankan lingkungan akademik yang produktif.

Ia mengajak para peserta untuk memanfaatkan forum ini guna bertukar ide, membangun kemitraan strategis, dan mengeksplorasi strategi inovatif bagi transformasi institusi.

Disediakan oleh SyndiGate Media Inc. ( Syndigate.info ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar