Siapa sangka, pohon yang terlihat biasa saja ternyata bisa jadi sumber rezeki yang luar biasa! Yap, nggak semua pohon cuma menghasilkan kayu atau buah. Beberapa pohon justru menghasilkan getah dengan nilai ekonomis tinggi yang banyak diburu di pasar dunia. Getah dari pohon-pohon ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bahan baku industri hingga produk kesehatan.
Nah, jika Anda penasaran tentang pohon apa saja yang memiliki getah bernilai tinggi, mari kita lihat daftarnya di bawah ini. Siapa tahu itu bisa menjadi inspirasi untuk memulai budidaya atau menambah wawasan Anda!
1. Pohon gaharu (Aquilaria spp.)

Pohon gaharu mungkin lebih dikenal sebagai penghasil kayu wangi, tapi jangan salah, getahnya juga bernilai tinggi! Getah gaharu sering digunakan dalam industri parfum dan dupa karena aromanya yang kuat dan khas. Proses terbentuknya getah ini juga cukup unik, yaitu ketika pohon mengalami infeksi oleh jamur endofit tertentu.
Getah yang dihasilkan akan mengeras dan berubah warna menjadi kehitaman, yang kemudian dikenal sebagai “resin gaharu”. Resin ini dipanen dari batang pohon dan memiliki nilai jual fantastis, terutama di pasar Timur Tengah dan Asia. Tidak semua pohon gaharu menghasilkan resin berkualitas tinggi, sehingga teknik budidaya dan pemeliharaan menjadi sangat penting. Nah, salah satu jenis gaharu yang paling mahal adalah Aquilaria malaccensis , karena menghasilkan resin dengan kualitas terbaik.
Gaharu juga dikenal sebagai komoditas eksklusif karena proses pembentukan resin yang cukup lama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika harga gaharu bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Banyak petani yang mulai melirik budidaya pohon gaharu karena prospeknya yang menjanjikan.
2. Pohon damar (Agathis spp.)

Next, there is a damar tree that is famous for its sticky and thick resin. This damar resin is often used in the paint industry, varnish, and even as raw material for incense. Usually, the damar tree grows in mountainous areas or highlands with a climate that tends to be cool.
The collection of damar resin is done by wounding the tree trunk, then the resin that oozes out is collected and left to harden. The hardened resin takes the form of crystals and has a color ranging from yellowish to brownish. From this process, the damar is ready to be further processed for various industrial needs.
Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam produk industri, getah damar juga digunakan sebagai pengawet kayu secara tradisional. Ini karena kandungan senyawa mono dan sesquiterpen dalam damar yang bersifat anti-rayap dan anti-jamur. Berkat sifatnya yang tahan air, damar juga kerap dipakai sebagai pelapis perahu kayu agar lebih awet dan tidak mudah lapuk. Keren banget, kan!
3. Pohon kemenyan (Styrax benzoin)

Kemenyan tidak hanya digunakan sebagai bahan untuk ritual tradisional, lho! Getah dari pohon kemenyan memiliki nilai jual tinggi, terutama karena digunakan sebagai bahan baku parfum dan dupa. Getah kemenyan ini memiliki aroma yang khas, manis, dan sedikit balsamik, sehingga banyak diburu oleh produsen minyak atsiri.
Proses penyadapan kemenyan dilakukan dengan cara melukai batang pohon, kemudian getah yang keluar dikumpulkan dan dibiarkan mengeras. Biasanya, pohon kemenyan tumbuh di daerah tropis seperti Sumatera dan beberapa wilayah di Asia Tenggara. Para petani sering memanfaatkan getah ini sebagai sumber penghasilan tambahan.
Kualitas getah kemenyan sangat bergantung pada usia pohon dan teknik penyadapannya. Dengan perawatan yang baik, pohon kemenyan bisa terus menghasilkan getah berkualitas selama bertahun-tahun. Tidak heran kalau produk kemenyan asli Indonesia cukup diminati di pasar internasional!
4. Pohon pinus (Pinus spp.)

Siapa sangka, pohon pinus yang sering kita lihat di daerah pegunungan juga punya getah bernilai tinggi! Getah pinus yang dikenal dengan nama resin banyak digunakan dalam pembuatan terpentin, rosin, dan berbagai produk kimia lainnya. Biasanya, getah ini diambil dengan cara melukai kulit batang hingga getahnya menetes perlahan.
Resin pinus juga memiliki aroma khas yang membuatnya sering digunakan dalam industri kosmetik dan parfum. Selain itu, produk turunan dari getah pinus juga banyak digunakan sebagai bahan pengawet dan perekat. Negara-negara penghasil getah pinus terbesar antara lain China, Brazil, Indonesia, dan beberapa wilayah Eropa.
Uniknya, pohon pinus tetap bisa tumbuh subur di daerah dengan suhu dingin, sehingga produksi getahnya bisa terus berjalan. Meski terlihat sederhana, ternyata pinus menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa.
5. Pohon karet (Hevea brasiliensis)

Jika berbicara tentang pohon penghasil getah yang paling terkenal, pasti langsung terbayang pohon karet. Getah dari pohon karet ini dikenal sebagai lateks dan merupakan bahan utama dalam industri pembuatan ban, sarung tangan, dan berbagai produk berbahan dasar karet lainnya. Tidak heran, karet alam masih menjadi komoditas unggulan di banyak negara tropis, termasuk Indonesia.
Lateks ini dikumpulkan dengan cara menyadap kulit pohon di pagi hari saat tekanan getah paling optimal. Biasanya, getah yang keluar berupa cairan putih pekat yang ditampung dalam wadah khusus. Keberhasilan panen lateks juga bergantung pada perawatan pohon, mulai dari pemupukan hingga teknik penyadapan yang benar.
Karet tumbuh subur di daerah beriklim tropis seperti Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Dengan perawatan yang tepat, produktivitas getahnya bisa sangat tinggi. Jadi, tak heran kalau banyak petani karet yang bergantung pada hasil panen ini untuk kesejahteraan hidup mereka.
Getah dari berbagai jenis pohon memang bukan sekadar cairan biasa. Bagi banyak industri, getah merupakan bahan baku penting yang bernilai ekonomi tinggi. Dari gaharu hingga karet, pohon-pohon ini mampu memberikan peluang bisnis menjanjikan bagi para petani dan pengusaha.
Dengan meningkatnya permintaan produk alami dan ramah lingkungan, budidaya pohon penghasil getah bisa menjadi alternatif usaha yang menjanjikan. Jadi, tidak ada salahnya mulai mempertimbangkan budidaya pohon-pohon ini untuk investasi jangka panjang. Siapa tahu, pohon yang selama ini dianggap biasa justru bisa menjadi ladang emas di masa depan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar