Tokek leopard ( gecko leopard ) adalah salah satu spesies tokek peliharaan yang populer. Ia berasal dari wilayah India Barat Laut dan beberapa wilayah di Timur Tengah, seperti Afganistan, Pakistan, Iran, dan Irak. Tokek ini memiliki corak yang eksotis dengan temperamen yang lembut. Oleh karena itu, gecko leopard banyak disukai sebagai hewan peliharaan.
Di habitat aslinya, ia mendiami wilayah gurun berbatu dan padang rumput. Ia suka sekali bersembunyi di dalam tanah atau menyelinap di antara bebatuan. Saat dibawa ke rumah, tentu saja mereka membutuhkan penyesuaian lingkungan tempat tinggalnya. Tak jarang, mereka juga mengalami beberapa masalah kesehatan dalam pemeliharaan, terlebih jika mendapat perawatan yang tidak tepat.
Berikut beberapa masalah kesehatan yang kerap dialami oleh tokek leopard:
1. Stres

Tokek leopard sering disebut sebagai tokek yang tenang, ramah, dan ceria. Ia juga memiliki karakteristik morfologi yang menggemaskan. Tak jarang, ia menjadi reptil yang sering kali menjadi “mainan” dan sering dipegang untuk berinteraksi.
Tokek dengan nama ilmiah Eublepharis macularius ini cenderung mudah mengalami stres jika terlalu sering dipegang. Ketika stres, ia dapat melawan dan menggigit. Selain itu, mereka juga dapat menjatuhkan atau melepaskan ekornya ketika ekornya tidak sengaja dipegang atau tertekan.
Perilaku melepaskan ekor dapat membahayakan kesehatan si Leo (sebutan untuk tokek leopard). Ini karena mereka menyimpan cadangan lemaknya di bagian ekor tersebut. Ketika ekornya terputus, mereka akan bekerja keras lagi untuk membangun simpanan lemak baru.
2. Dampak

Selain stres, dampaknya juga sering menjadi masalah kesehatan umum dalam memelihara tokek leopard. Biasanya, ini terjadi karena tokek memakan sesuatu yang tidak dapat dicerna di dalam vivarium (kandang tokek), seperti pasir atau makanan yang ukurannya terlalu besar. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
3. Infeksi dada atau pernapasan

Tokek leopard adalah hewan ektotermik. Mereka sangat bergantung pada kondisi lingkungan untuk menghangatkan dan mendinginkan tubuhnya. Ketika kondisi di lingkungan vivarium tidak sesuai, tokek dapat mengalami infeksi dada atau pernapasan. Tanda-tandanya biasanya berupa kelesuan, kehilangan nafsu makan, mengi atau gelembung lendir di sekitar saluran hidung dan mulut, dan kesulitan bernapas.
4. Masalah pergantian kulit

Tokek yang sehat akan mengalami pergantian kulit secara teratur. Namun, kekurangan gizi atau kondisi kelembaban tempat tinggal yang tidak sesuai dapat menyebabkan disekdisis. Disekdisis adalah kondisi seperti kulit kering yang menyebabkan tokek mengalami kesulitan berganti kulit secara normal.
Disekdisis dapat menyebabkan kulit yang terkelupas menempel pada tubuh (tidak terlepas sempurna). Ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, seperti kepala, jari kaki, atau ekor. <RSPCA> menjelaskan, pergantian kulit yang buruk pada kaki dapat memutus suplai darah dan menyebabkan jari kaki rontok. Jika terjadi di kepala, ini bisa memengaruhi penglihatan si tokek.
Apabila tokek kesayanganmu mengalami kondisi ini, jangan mencoba menarik kulit lama yang belum terlepas. Ini dapat merobek lapisan kulit baru yang berada di bawahnya dan menyakiti si Leo kesayanganmu. Sebaiknya, rendam atau semprot bagian tubuh yang terkena dengan air hangat secara perlahan untuk melunakkan kulit dengan lembut.
Selain itu, coba periksa kelembapan pada kotak persembunyian tokek. Pastikan kotak persembunyian memilik kelembapan yang sesuai, sekitar 30–40 persen. Kotak persembunyian yang lembab dapat digunakan tokek untuk menangani kondisi ini secara mandiri.
5. Gastroenteritis

Selain impaksi, tokek leopard juga dapat mengalami masalah pencernaan lain seperti gastroenteritis. Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanda-tandanya dapat meliputi tinja encer atau penyusutan pada ekor. Jika tokek leopard kesayanganmu mengalami gastroenteritis, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mencegah kondisi yang lebih fatal.
6. Brumasi

Pada hari-hari yang lebih dingin, tokek leopard terkadang juga dapat mengalami brumasi. Brumasi adalah kondisi mirip hibernasi yang biasanya dipicu oleh penurunan suhu, tekanan udara, dan perubahan jam siang hari. Ketika tokek mengalami brumasi, mereka mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan lebih banyak tidur. Tenang saja, brumasi biasanya tidak menyebabkan penurunan berat badan. Akan tetapi, kamu tetap harus mengawasinya dengan seksama.
7. Penyakit metabolik tulang

Penyakit tulang metabolik adalah kondisi kesehatan serius yang umum terjadi pada tokek leopard. Biasanya, ini terjadi karena kurangnya pencahayaan sinar UVB dalam penangkaran yang menurunkan suplai vitamin D3. Ketika si Leo mengalami kekurangan vitamin D, ini bisa menyebabkan tulang rapuh, otot berkedut, kaki bengkak, bahkan menyebabkan kecacatan.
Tokek leopard dikenal sebagai reptil peliharaan yang ramah dalam penanganan dan perawatannya. Namun, ia juga tidak terbebas dari risiko masalah kesehatan, terutama jika perawatannya tidak tepat. Nah, jika kamu berencana memelihara tokek leopard, pastikan kamu memahami beberapa risiko kesehatan tersebut untuk mencegahnya di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar