Autotomi adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh beberapa hewan, termasuk reptil, untuk memutuskan bagian tubuhnya sebagai mekanisme bertahan hidup. Salah satu bentuk autotomi yang paling dikenal adalah autotomi ekor, yaitu kemampuan hewan untuk secara sukarela melepaskan ekornya saat merasa terancam.
Selama ini kita mungkin hanya mengenal cicak sebagai satu-satunya hewan yang bisa memutuskan ekornya. Namun faktanya, ada banyak spesies reptil yang memiliki kemampuan serupa. Mulai dari tokek hingga kadal, masing-masing memiliki cara dalam menjalankan autotomi ini. Berikut spesies reptil selain cicak yang memiliki kemampuan luar biasa tersebut.
1. Tokek (Gekko gecko)

Species of geckos are one example of reptiles that can perform caudal autotomy. This ability allows geckos to voluntarily detach their tails when faced with threats from predators. Interestingly, the tail of this gecko can detach in certain specific areas that are designed to break off easily.
Proses ini terjadi karena bagian tersebut hanya menempel melalui struktur khusus di tubuhnya. Proses ini dipicu oleh perubahan kontraksi otot dan ujung serat otot yang melemahkan adhesi di titik patahan. Setelah ekornya terlepas, tokek ini mampu melakukan regenerasi, termasuk pembentukan kembali integumen, otot, pembuluh darah, dan serabut saraf.
Iguana hijau (Iguana iguana)

Iguana Hijau (Iguana iguana) juga memiliki kemampuan autotomi ekor yang luar biasa. Ketika terancam, iguana dapat memutuskan ekornya di sepanjang garis patahan untuk mengalihkan perhatian predator. Setelah terlepas, ekor yang tertinggal biasanya terus bergerak selama beberapa saat, memberikan waktu bagi iguana untuk melarikan diri.
Iguana Hijau kemudian mampu meregenerasi ekornya secara bertahap, meskipun hasil regenerasinya tidak persis sama dengan ekor asli. Ekor baru terkadang memiliki bentuk yang berbeda. Selain itu tekstur serta warna ekornya juga berbeda. Autotomi ini sangat penting dalam kehidupan liar iguana.
3. Geckon Leopard (Eublepharis macularius)

Leopard gecko (Eublepharis macularius) juga dikenal sebagai spesies yang sangat bergantung pada kemampuan autotomi ekor untuk melindungi diri dari pemangsa. Saat menghadapi bahaya, tokek ini dapat melepaskan ekornya yang kemudian bergerak, termasuk berayun, membalik, hingga melompat selama kurang lebih 30 menit.
Gerakan tersebut berfungsi sebagai pengalih perhatian agar tokek bisa kabur dengan selamat. Setelah kehilangan ekor, tokek akan mengalami perubahan pada distribusi massa tubuh dan cara bergeraknya. Meskipun bentuk dan struktur ekor yang tumbuh tidak identik dengan yang asli, ekor yang tumbuh kembali tetap bisa merasakan sentuhan dengan baik.
4. Kadal anole (Genus: Anolis)

Kadal anole juga memiliki kemampuan unik untuk melepaskan ekornya ketika merasa terancam. Mekanisme ini disebut autotomi ekor, di mana ekor akan patah pada titik tertentu yang memang sudah disiapkan secara alami oleh tubuh. Setelah ekornya terlepas, kadal ini biasanya dapat menumbuhkan kembali bagian yang hilang, baik sebagian maupun seluruhnya.
Kehilangan ekor dapat mempengaruhi cara bergerak mereka, terutama saat harus melompat atau berlari cepat, tetapi kadal anolis bisa beradaptasi dengan cukup cepat. Selain faktor fisik, perilaku seperti seberapa berani si kadal dan kondisi lingkungan seperti ketersediaan makanan juga berperan penting dalam keputusan mereka untuk melakukan autotomi.
5. Kecoa pagar Barat (Sceloporus occidentalis)

Western fence lizard merupakan salah satu spesies reptil yang telah mengembangkan autotomi ekor sebagai respons adaptif terhadap ancaman predator. Ekor reptil ini dapat terputus di sepanjang bidang fraktur khusus pada tulang belakang, yang dipicu oleh kontraksi otot dan bantuan dari otot sfingter untuk meminimalkan kehilangan darah.
Setelah dilepaskan, ekor tetap bergerak selama beberapa waktu, membantu mengalihkan perhatian pemangsa. Ekor yang tumbuh kembali biasanya lebih pendek, kurang kompleks secara struktural, dan memiliki warna serta pola yang berbeda dari ekor asli. Meski begitu, kemampuan regenerasi ini tetap penting bagi kelangsungan hidup spesies ini.
Kemampuan autotomi ekor pada reptil bukan hanya trik bertahan hidup yang mengejutkan, tetapi juga merupakan hasil adaptasi biologis yang sangat kompleks. Dari tokek hingga kadal, setiap spesies memiliki cara unik dalam memanfaatkan mekanisme ini untuk menghindari pemangsa dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar