
, Jakarta - Sebuah riset mengungkap sidik jari manusia purba berusia sekitar 43 ribu tahun tertempel di batu kerikil granit. Sidik jari tersebut terdeteksi di sebuah tanda warna merah pada batu berukuran 21,4 cm x 11,3 cm x 7,6 cm yang memiliki banyak kandungan mineral kuarsa.
Kerikil yang ditemukan di San Lázaro perlindungan batu (Segovia, Spanyol Tengah) merupakan objek non-utilitarian tertua yang diketahui dengan sidik jari yang dibuat di Eropa," dikutip dari bagian abstrak artikel ilmiah yang terbit di jurnal Arkeologi dan Antropologi yang terbit pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Penelitian ini tertulis dalam artikel ilmiah berjudul “Lebih dari sebuah sidik jari pada batu: Objek berwarna dengan tanda dari gua San Lázaro dalam konteks perilaku simbolik Neanderthal” Studi ini juga mengungkap bagaimana perilaku simbolik manusia purba Homo Neanderthal dan kemampuan kognitifnya saat itu. Homo Neanderthal pertama kali ditemukan di Lembah Neander, Jerman.
Lokasi situs San Lázaro perlindungan batu berada di tengah Semenanjung Iberia di sektor lembah Sungai Eresma. Tempat itu dibentuk menjadi massa karst yang berkembang di kapur batu dolomit. Wilayah ini berjarak kurang dari 400 meter dari situs Mousterian kontemporer lainnya yang telah mengungkapkan adanya aktivitas antara tahun 44 ribu dan 41 ribu tahun yang lalu, seperti di Abrigo del Molino perlindungan batu dan Abrigo del Molino unggul.
"Bukti pendudukan paleolitik oleh Homo sapiens belum ditemukan di situs tersebut, yang menekankan kehadiran intens Neanderthal di lembah tersebut selama Marine Isotope Stage 3 (sekitar 60 ribu sampai 30 ribu tahun yang lalu)," tulis dalam artikel ilmiah tersebut.
Objek batu yang diteliti berasal dari lapisan level H, salah satu dari 16 lapisan litostratigrafi di situs tersebut. Usia lapisan tanah itu berkisar antara 43 ribu hingga 42.300 tahun. Penemuan batu bersidik jari tersebut terjadi pada Juli 2022 selama eskavasi yang berlangsung dari 2021 hingga 2023. Tim peneliti kemudian melakukan analisis mendalam, termasuk pemindaian dan analisis bentuk sidik jari.
Menurut para peneliti, sidik jari yang teridentifikasi pada titik yang disebut oker—setelah analisis multispektral tidak diragukan dibuat oleh seorang Homo Neanderthal, manusia yang hidup di masa itu di Eropa. Tanda merah itu teridentifikasi sebagai gambar yang cocok dengan sidik jari dan kemungkinan berasal dari tangan laki-laki dewasa.
Dari hasil identifikasi, oker merah itu merupakan pigmen alami yang mengandung oksida besi dan mineral lempung. Bentuknya berupa titik melingkar dan hanya pada satu batu. Hasil analisis multispektral dengan UV reflectography menampilkan garis-garis kemerahan (punggungan) dan garis-garis putih (lembah) yang hampir sejajar.
"Lebar rata-rata garis kemerahan adalah 0,48 milimeter, dengan kisaran minimum 0,39 milimeter dan maksimum 0,61 milimeter," menurut tulisan artikel ilmiah tersebut.
Dugaan yang menguatkan bahwa garis-garis itu merupakan sidik jari adalah perbandingan dengan sidik jari manusia saat ini. Tim peneliti juga membandingkan dengan basis data kepolisian yang menunjukkan bahwa minutiae yang terdeteksi kompatibel dengan area falang distal jari (ujung jari) atau telapak tangan.
Tim peneliti memiliki hipotesis bahwa oker berwarna merah pada batu tersebut dibuat sengaja dengan cara ditekan atau dioleskan menggunakan jari. Selain itu, Homo Neanderthal menganggap objek ini sebagai simbol visual atau dapat dianggap sebagai seni portabel dalam pengertian arkeologis yang luas. Ini menunjukkan adanya pikiran manusia yang mampu melambangkan, membayangkan, mengidealkan, dan memproyeksikan pemikirannya pada sebuah objek.
“Ini juga menjadi salah satu informasi tertua yang diketahui tentang sidik jari Neanderthal, dan yang tertua yang ditemukan berasosiasi dengan pigmen,” menurut tim peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar