
Addis Ababa, 2 Juli 2025 (ENA) -- Menteri Kesehatan Dr. Mekdes Daba menekankan perlunya segera memperkuat tenaga epidemiologi lapangan untuk secara efektif melawan ancaman kesehatan global.
Konferensi Lapangan Ke-4 Program Pelatihan Epidemiologi dan Laboratorium Ethiopia (FELTP) sedang berlangsung di Addis Abeba dari tanggal 1 hingga 4 Juli 2025, di Museum Peringatan Kemenangan Adwa dengan tema: “Kesehatan Masyarakat di Dunia yang Berubah dengan Cepat: Peran Tenaga Kerja Epidemiologi Lapangan dalam Transformasi Sektor Kesehatan.”
Dalam sambutan pembukaannya di konferensi tersebut, Dr. Mekdes memuji program FELTP yang melatih tenaga kesehatan masyarakat untuk mendeteksi dan menangani kejadian darurat kesehatan.
Menteri menekankan bahwa lulusan program ini sangat penting untuk memberikan respons yang tepat waktu dan efektif kepada masyarakat.
Menyatakan keberhasilan program dalam membangun kapasitas lokal yang vital bagi keamanan kesehatan, menteri menekankan bahwa pendekatan "belajar sambil melakukan" memungkinkan peserta pelatihan untuk terlibat langsung dalam penyelidikan wabah dan analisis data.
Dr. Mekdes juga menegaskan komitmen pemerintah terhadap pengembangan profesional berkelanjutan dan integrasi penelitian ke dalam praktik.
Ia juga mencatat peran teknologi digital dan pengelolaan data yang semakin berkembang dalam epidemiologi, serta mendorong inovasi dalam surveilans dan respons.
Menteri tersebut mencatat bahwa epidemiolog lapangan harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru seiring dengan peralihan pasca-COVID-19, menyebutkan bahwa berbagai penyakit menular maupun tidak menular lainnya telah muncul.
Kora Tushune, Menteri Negara Pendidikan, menyatakan bahwa sistem kesehatan yang ada tidak dapat ditingkatkan hanya dengan menutup perbatasan.
Ia menambahkan bahwa hal itu memerlukan integrasi ke dalam sistem kesehatan, dan kurikulum kesehatan yang sejalan dengan standar internasional sangat penting.
Ethiopia sedang berusaha keras untuk meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pelatihan yang sejalan dengan standar global, sesuai dengan situasi saat ini dan mampu mengatasi berbagai tantangan terkait kesehatan, katanya.
Direktur Jenderal Institut Kesehatan Masyarakat Ethiopia (EPHI), Mesay Hailu, menggambarkan program pelatihan epidemiologi dan laboratorium Ethiopia sebagai inisiatif penting yang bertujuan memberikan bekal kepada tenaga kesehatan masyarakat dengan keterampilan untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat nyata melalui metode epidemiologis.
Ia menyatakan bahwa program tersebut telah memperkuat sistem kesehatan masyarakat dan keamanan dengan memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap masalah kesehatan.
Program tersebut memfasilitasi pengambilan keputusan yang terinformasi melalui penelitian dan penyelidikan, tambahnya.
Patrick Okumu Abok, Pemimpin Tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Klaster Kesiapsiagaan dan Respons Darurat di Ethiopia mencatat bahwa inisiatif tersebut dibentuk untuk meningkatkan standar respons kesehatan darurat.
Menurutnya, program tersebut dirancang untuk memberikan pelatihan praktis dalam epidemiologi lapangan, yang telah membawa kemajuan signifikan dalam perjuangan Ethiopia melawan penyakit menular seperti kolera, campak, dan malaria.
Konferensi tersebut memperlihatkan komitmen Ethiopia dalam memajukan kesehatan masyarakat di tengah tantangan global.
Peserta konferensi termasuk perwakilan dari WHO, Africa CDC, donor, universitas dan perguruan tinggi mitra, serta organisasi kesehatan swasta dan non-pemerintah untuk memupuk kolaborasi serta mengatasi isu-isu mendesak seperti perubahan iklim dan kesehatan digital.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar