Perdebatan Soal Ijazah Jokowi Dorong Tanggapan Tajam Megawati: Bahkan Menampilkan pada Umumpun Sulit

Tukang Ngegame Debat tentang tuduhan ijazah palsu terkait Joko Widodo tampaknya tidak akan berakhir, mirip dengan bentuk angka delapan yang tanpa akhir.

Setiap individu secara bergantian memberikan komentar tentang tuduhan terkait gelar sarjana S1 dari Presiden ketujuh Republik Indonesia tersebut.

Salah satunya Megawati Soekarnoputri.

Megawati pun terkejut dengan ijazah yang dimiliki Jokowi.

Berdasarkan laporan dari TribunMedan.com, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga memberikan komentar terkait isu ijazah palsu yang semakin memanas.

Masalah ijazah palsu ini telah mencapai tahap peradilan.

Presiden kelima Republik Indonesia serta Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan bahwa semestinya tak sukar untuk memperlihatkan ijazah kepada khalayak umum apabila ijasah tersebut sungguh-sunguh dimiliki.

Menurut dia, kalau ijasah benar-benar ada, masalah tidak perlu dibesarkan.

Megawati menyampaikan hal tersebut saat meresmikan buku yang ditulis oleh Bambang Kesowo bersama BRIN pada hari Rabu (14/5/2025).

"Kebanyakan orang sekarang heboh soal kebenaran ijazah, entah benar atau tidak. Kok jadi sulit sekali sih? Kalau sudah punya ijazah tinggal bilang saja 'Ini adalah ijazah saya'," kata Megawati seperti dikutip dari tayangan Kompas TV.

Sebelum membahas mengenai ijazah tersebut, Megawati menekankan tentang kepentingan inteligensi quotien (IQ) dan emosional quotien (EQ).

Menurut dia, seseorang dianggap cerdas jika mempunyai kualitas tersebut.

"Jadi begitu, mengelola orang-orang yang cerdas itu bikin kepala saya puyeng lho. Apalagi saat pertemuan pertama, harus memastikan arah pemikiran mereka karena biasanya bisa melenceng," kata Megawati.

Polemik Ijazah Palsu

Sebagaimana telah disebutkan, akhir-akhir ini beredar isu tentang tuduhan ijazah palsu terhadap Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Beberapa orang yang diklaim telah menyebar informasi tersebut juga sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Mereka terdiri dari Roy Suryo serta empat individu tambahan yakni Rismon Sianipar, Tifauziah Tyassuma, Rizal Fadilah, dan ada juga seseorang yang namanya dimulai dengan huruf K.

Laporan tersebut disusun oleh Jokowi beserta tim pengacaranya pada hari Rabu (30/4/2025).

Ketika membalas perkataan tersebut, Roy Suryo malah mengambilnya dengan tenang.

Roy Suryo menyatakan dirinya bersedia bertaruh data melawan kelompok Jokowi terkait kepercayaannya bahwa ijazah Jokowi adalah palsu.

Maka dari itu, menurut pendapatku baik begitu. Kita lihat saja nanti. Sebelumnya (dilaporkan Roy Suryo Cs), tuduhannya adalah Pasal 160 karena diduga memprovokasi.

"Katanya sih laporan hari ini tentang penyebaran fitnah atau pencemaran nama baik. Tidak masalah, mari kita tunggu dulu untuk melihat detail pelaporannya serta bukti-bukti pendukungnya," ujar Roy saat berbicara dengan para jurnalis di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, seperti dilansir oleh Tribun Jakarta.

Menurut Roy Suryo, tudingan mencemarkan nama baik tersebut tidak akan muncul bila sebenarnya ijasah Jokowi bukanlah palsu.

Itu pun berlaku bagi skripsi Jokowi.

Akan tetapi, sekali lagi, hal ini tidak akan terwujud. Tidak akan ada tuduhan pemfitnaan jika tidak berkaitan dengan dugaan mengenai kelulusan yang palsu atau tidak sah.

"Selain itu, termasuk pula beberapa skripsi yang telah kami tinjau sebagai bukti utama di Universitas Gadjah Mada pada tanggal 15 April lalu, yang dengan jelas menunjukkan bahwa skripsi tersebut palsu atau tidak layak untuk institusi sebesar Universitas Gadjah Mada," ungkap Roy Suryo.

Namun begitu, Roy Suryo masih menyimpan rasa hormat terhadap laporan yang disampaikan Jokowi kepada dirinya serta empat individu lainnya itu.

"Oleh karena itu, lanjutkan saja dan kami mengkonfirmasi bahwa kita patuh pada peraturan. Nantilah kita tinjau kembali," jelas Roy Suryo. (*)

Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribun-Medan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar