
Pendidikan di masa depan tampaknya akan berubah seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).
Luis von Ahn, CEO Duolingo, baru-baru ini berbicara tentang bagaimana AI dapat merombak sistem pendidikan secara mendalam.
Dalam wawancaranya di podcast No Priors dengan kapitalis ventura Sarah Guo, von Ahn menyampaikan pandangannya bahwa sekolah di masa depan mungkin lebih berfungsi sebagai pusat perawatan anak, sementara tugas pengajaran akan banyak dilakukan oleh AI.
<failed> Business Insider , menurut von Ahn, kemampuan AI untuk menawarkan pembelajaran yang lebih personal dan skalabel membuatnya lebih unggul dibandingkan pengajaran manusia.
"Pendidikan akan berubah," ungkap von Ahn.
"Mengajar dengan AI jauh lebih skalabel dibandingkan dengan mengajar dengan guru," lanjutnya.
Namun, ini bukan berarti guru akan hilang dari sistem pendidikan. Menurutnya, meskipun peran pengajaran akan banyak digantikan oleh AI, sekolah masih akan ada sebagai tempat untuk mengawasi siswa dan memberikan perawatan dasar.
Von Ahn membayangkan sekolah di masa depan akan berfungsi lebih sebagai tempat penitipan anak dan lingkungan yang terawasi, dengan AI yang bertanggung jawab memberikan instruksi dan materi pembelajaran.
AI, selanjutnya, dapat mempersonalisasi materi pelajaran untuk setiap siswa secara real-time, menyesuaikan tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
Dalam satu kelas yang terdiri dari 30 siswa, seorang guru tentu akan kesulitan untuk memberikan perhatian individual kepada setiap siswa.
Sebaliknya, AI dapat melacak kinerja siswa dan menyesuaikan materi yang diberikan berdasarkan pemahaman mereka terhadap topik yang diajarkan.
Bayangkan sebuah kelas di mana setiap siswa belajar dengan cara yang sangat dipersonalisasi, seperti menggunakan Duolingo untuk belajar bahasa, sementara guru berperan sebagai fasilitator atau mentor.
" Anda tetap memerlukan orang untuk merawat siswa," tambah von Ahn.
"Tetapi komputer bisa dengan sangat tepat mengetahui apa yang Anda kuasai dan apa yang belum, sesuatu yang sulit dilakukan oleh seorang guru untuk 30 siswa sekaligus," sambungnya.
Meskipun demikian, perubahan besar ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Von Ahn menjelaskan bahwa regulasi, sistem pendidikan yang sudah mapan, dan harapan budaya akan menjadi hambatan dalam penerapan AI secara luas di sekolah-sekolah.
Meskipun demikian, ia meyakini bahwa masa depan pendidikan akan melibatkan AI dalam banyak aspek, terutama di negara-negara yang membutuhkan solusi pendidikan yang skalabel dengan cepat.
Pandangan von Ahn tentang pendidikan yang dibantu oleh AI memang menggugah banyak pertanyaan mengenai masa depan pembelajaran dan bagaimana pendidikan akan beradaptasi dengan kecerdasan buatan.
Walau perubahan ini masih membutuhkan waktu, kemungkinan besar kita akan melihat peran AI yang semakin besar dalam dunia pendidikan di masa depan. Nah, perubahan ini bisa menjadi terobosan dalam mengatasi tantangan pendidikan global yang semakin kompleks. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar