
, Jakarta - Hutan tropis Luas hutan primer yang hilang sepanjang tahun lalu meningkat dua kali lipat dibanding 2023. Luas hutan primer yang hilang di 2024 sebesar 67 ribu kilometer persegi, sekaligus rekor tertinggi dalam setidaknya dua dekade terakhir.
Hitungan luas hutan primer itu berasal dari kajian citra satelit tahunan oleh Global Forest Watch dan University of Maryland, Amerika Serikat. Hutan primer dalam studi yang dimaksud merujuk kepada hutan yang masih perawan.
Para peneliti dalam studi tersebut menunjuk fenomena tersebut. El Nino Dan pemanasan global telah membuat hutan hujan tropis lebih mudah terbakar. Dua dampak tersebut membuat konversi menjadi lahan pertanian bukan lagi faktor utama dalam hilangnya hutan hujan tropis.
“Kita sekarang memiliki efek amplifikasi baru ini, yang adalah” loop balik feedback "yang nyata dari perubahan iklim, di mana kebakaran hutan terjadi lebih intensif dan hebat daripada yang sebelumnya," kata Rod Taylor dari Global Forest Watch, sebuah inisiatif dari World Resources Institute, dikutip dari laporan New Scientist , 21 Mei 2025.
Hutan tropis meregulasi sistem iklim dan menyimpan karbon, serta mendinginkan planet. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, deforestasi telah membawa mereka ke sebuah titik di mana mereka kadang menghasilkan emisi karbon lebih banyak daripada yang diserap, menciptakan loop balik feedback Yang dimaksud adalah.
Studi oleh Rod Taylor dkk menemukan bahwa luas hutan primer tropis yang hilang akibat kebakaran hutan pada 2024 lima kali lipat daripada 2023. Luasnya itu mencapai 48 persen dari seluruh hutan primer tropis yang hilang pada tahun yang sama.
Kebakaran hutan itu, secara global, menyebabkan emisi gas rumah kaca yang ekuivalen dengan 4,1 gigaton karbon dioksida ke atmosfer. Emisi itu setara lebih dari empat kali lipat emisi karbon dari perjalanan udara sepanjang 2023.
Setiap fenomena El Nino terhubung dengan cuaca wilayah tropis yang lebih hangat dan kering. Pada tahun lalu, El Nino sebenarnya telah secara resmi dinyatakan menghilang pada April, namun efeknya masih berlanjut seiring tanah hutan hujan tropis dan vegetasinya yang mengering dampak 'membaranya' suhu udara dan kebakaran hutan saat El Nino masih terjadi 2023-2024.
"Iklim dunia yang menghangat juga memainkan peran, dengan 2024 menjadi rekor tahun terpanas dan Brasil mengalami kekeringan terekstrem dalam tujuh dekade," kata Ane Alencar dari Amazon Environmental Research Institute di Belém, Brasil.
Brasil kehilangan hutan seluas 28 ribu kilometer persegi--terbesar sejak 2016--atau sekitar 42 persen dari seluruh hutan primer tropis yang hilang sepanjang tahun lalu. Di Amazon, Brasil, kebakaran menyumbang 60 persen hilangnya hutan, saat orang-orang mengeksploitasi kondisi kering untuk membuka lahan untuk alih fungsi jadi lahan pertanian.
Ada pula kebakaran masif di luar wilayah tropis seperti di Kanada dan Rusia. Secara global, hutan yang hilang pada 2024 seluas 300 ribu kilometer persegi, yang juga rekor baru.
"Beberapa ilmuwan mengatakan kita tidak sedang di masa Anthropocene (manusia memberi dampak di bumi), tapi Pyrocene – zaman api – dan saya kira laporan ini menunjukkannya," kata Erika Berenguer dari University of Oxford.
Sementara kebakaran hutan begitu mencemaskan, Berenguer mengingatkan bahwa angka yang ada mungkin termasuk di dalamnya degradasi hutan. Dia menunjuk hilangnya tutupan hutan bukan karena pembukaan lahan.
“Degradasi mengurangi simpanan karbon dan biodiversitas dan meningkatkan kerentanan terhadap kebakaran di masa depan, tapi ini tidak sama dengan mengalihfungsikan hutan menjadi kebun sayur," katanya.
Menurut Alencar, laporan studi menunjukkan bagaimana degradasi dan pemanasan global dari tahun ke tahun telah membuat hutan hujan tropis menjadi rapuh.
Biasanya dengan kebakaran di Amazon, Anda akan melihat degradasi, tapi hutan dapat pulih kembali," katanya. "Namun begitu, laporan ini menunjukkan bahwa ketika ada kekeringan yang sangat kuat, itu akan menciptakan kondisi sempurna untuk hutan bisa terbakar intensif dan Anda mencapai satu titik di mana hutan akan hilang sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar