Warta Bulukumba - Embun pagi masih menempel pada daun-daun pohon di sekitar sekolah sementara sorakan antusias siswa-siswi bergema dari gedung serbaguna SLBN 1 Bulukumba. Dinding-dindingnya memamerkan medali emas yang bersanding rapi dengan wajah-wajah gurunya yang riang—seperti memberikan petunjuk kalau di lokasi ini, kekurangan fisik tidak menjadi penghalang untuk meraih mimpi-mimpi mulia.
Bulukumba kembali mengharumkan namanya dalam ajang pendidikan inklusif tingkat nasional. Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Bulukumba, institusi unggulan di bagian paling selatan Sulawesi Selatan, berhasil disematkan gelar sebagai juara umum pertama pada edisi ke-4 Olimpiade Siswa Nasional (OSN) tahun 2025 untuk wilayah 4, meliputi Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, serta Kepulauan Selayar.
Inilah kali kedua beruntun bahwa SLBN 1 Bulukumba berhasil menduduki peringkat teratas, suatu pencapaian yang menggambarkan komitmennya secara luar biasa dalam membimbing siswa penyandang disabilitas.
SLBN 1 Bulukumba membawa pulang 9 medali emas
"Prestasi luar biasa anak-anak kami membuktikan bahwa ketidakmampuan fisik tidak menghambat kesuksesan," kata kepala sekolah SLBN 1 Bulukumba, Andi Muhammad Rusli.
SLBN 1 Bulukumba berhasil membawa pulang 9 medali emas, 12 perak, dan 4 perunggu, menjadikan posisinya jauh lebih unggul dibandingkan dengan sekolah-sekolah luar biasa lainnya di wilayah tersebut.
Mereka meraih prestasi tidak hanya di bidang akademis saja, tetapi juga terlibat dalam festival kesenian dan sastra tingkat nasional untuk pelajar, hal ini menggambarkan kemampuan mereka pada aspek kreatifitas, logika, serta pengekspresian diri - elemen-elemen penting bagi pertumbuhan anak dengan kebutuhan istimewa.
Pesan Bupati Bulukumba
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, selama apel bersama dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah yang digelar di area kantor Pemerintah Kabupaten pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2025.
Dia menunjukkan penghargaan besar tidak hanya pada para murid, tapi juga pada para guru yang ia sebut sebagai orang dengan "kesabaran luar biasa".
"Berikan yang terbaik bagi putra-putri kami di sekolah. Apresiasi semacam ini sangat meningkatkan citra Bulukumba," ungkap Bupati Andi Utta, panggilan akrabnya.
Keberhasilan kali ini tak sekadar berbicara soal skor atau trofi. Ini menceritakan tentang kerja keras serta pendidikan bertahap, di mana bimbingan para pengajar, dorongan orangtua, dan atmosfer membangun kemampuan saling mendukung.
Perkuasan pendidikan inklusif, khususnya di daerah pedesaan seperti Bulukumba, merupakan elemen utama dalam perbincangan tentang sistem pendidikan nasional yang sedang berlangsung.
Dalam suasana gembira atas pencapaian tersebut, kesempatan pun digunakan untuk memberikan sumbangan budaya sebesar 50 juta rupiah oleh Departemen Sosial Republik Indonesia kepada Grup Mewarnai Batik Bunga Melati di Desa Topanda, Kecamatan Rilau Ale. Sumbangan ini bertujuan mendorong pemajuan ekonomi yang merata dan didasarkan pada komunitas.
"Kami mendorong seluruh pihak agar tetap menyediakan bantuan konkret bagi anak-anak berdisabilitas—baik dalam halfasilitasi, pendampingan, ataupun peluang yang sama," demikian penuturan Rusli. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar