4 Kunci Sukseskan Haji Mabrur, Hindari yang Ke-4!

KEPRI POST - Tiap jemaah Muslim yang menjalankan ibadah haji pasti mempunyai cita-cita utama yaitu mendapatkan gelar haji mabrur. Haji mabrur tak hanya merupakan petualangan rohani menuju Bumi Suci, tetapi juga suatu capaian luar biasa yakni bahwa ibadah hajinya telah diterima oleh Allah SWT, disertai dengan transformasi perilaku menjadi lebih baik dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Tetapi, mencapai haji yang diterima tidaklah sederhana. Ini memerlukan persiapan dari jauh hari, mulai sebelum pergi, saat melaksanakannya, sampai sudah pulang ke negeri sendiri.

Menurut petunjuk yang diberikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, ada empat persiapan penting supaya ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik dan bermanfaat seperti penjelasan dari Konsultan Ibadah Haji, Imam Khoiri.

1. Motivasi Khusyuk Berdasarkan Allah Ta'ala

Persiapan awal yang terpenting ialah memiliki niati tulus hanya untuk mendapatkan kerelaan Allah, bukan karena ingin ditunjukkan (riya') agar dipujikan orang lain (sum'ah) ataupun merasa sangat sombong.

"Haji perlu dijalankan dengan hati yang rendah hati', damai, dan fokus," katanya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (No. 2890), diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW menjalankan ibadah haji secara sederhana, mengendarai seekor unta dan menggunakan pakaian berharga kurang dari empat dirham.

Niat yang tulus merupakan dasar utama. Sebenarnya, persediaan terpenting ketika melakukan ibadah haji bukanlah koper atau uang, tetapi ketakwaan. Oleh karena itu, mohonkan kepada Tuhan supaya memberikan bekalan takwa yang memadai bagi para calon jemaah haji.

2. Melaksanakan Hajj dengan Harta yang Sahih

Allah SWT adalah Mahakuasa dan Maha Bersih, serta hanya menerima sembahyang dari hal-hal yang baik saja.

Pastikan semua biaya serta persediaan untuk ibadah haji berasal dari sumber penghasilan yang sah dan murni, tanpa ada keragu-raguan pun, terlebih lagi uang hasil kejahatan atau rampasan ilegal.

Telusuri kembali semua asal-usul dana untuk bepergian—baik gaji, simpanan uang, atau pun pemberiannya sebagai hadiah—untuk memastikan tak ada campuran dari hal-hal mencurigakan.

3. Mengerti Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Ibadah Haji dan Caranya

Persiapan ketiga untuk mencapai haji yang bermakna adalah dengan memperdalam pengetahuan tentang prosedur manasik haji. Ketahuilah rukun, kewajiban, tata cara anjuran, serta pantangan pada masa ibadah haji sehingga semua tahapan dapat berlangsung tanpa cela.

Pengetahuan merupakan kuncinya sukses dalam beribadah. Melalui pengertian yang tepat, jamaah dapat mencegah kesalahan-kesalahan yang bisa mencabut atau mengurangi ganjaran dari haji mereka.

Manfaatkan waktu dengan optimal, khususnya ketika Anda sedang di tempat-tempat utama ibadah haji seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina, guna menekankan pemikiran tentang prosesi manasik serta menggali lebih dalam arti dari peribadatan tersebut.

4. Hindari Godaan dan Tingkah Laku Tercela

Persiapan akhir, serta tantangan paling besar, ialah menghindari semua jenis perbuatan tidak senonoh saat sedang haji.

Terdapat beberapa larangan yang sebaiknya dielakkan termasuk rafats atau menggunakan kata-kata kasar, fusuq atau melakukan tindakan tercela, serta jidal atau terlibat dalam debat dan pertikaian.

Imam Khoiri menyarankan kepada para jamaah agar meningkatkan dzikir, istighfar, serta berdoa seluruh waktu dalam perjalanannya. Ingatlah bahwa tiap langkah yang diambil, mulai dari saat keluar rumah sampai akhirnya kembali lagi ke rumah, merupakan bagian dari rukun Islam haji.

Pastikan jangan sampai ibadah haji menjadi rusak hanya gara-gara tingkah laku tidak baik atau emosi yang sulit dikontrol. Selalu kendalikan ucapan, pikiran, dan tindakan untuk tetap berada dalam atmosfer keibadahan.

Meraih haji mabrur adalah hasil dari niat yang lurus, rezeki yang halal, ilmu yang cukup, dan sikap yang bersih dari maksiat. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa agar Allah menerima ibadah haji dan menjadikannya bekal menuju surga. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar