Khotbah Jumat: Menjadi Manusia yang Sederhana dan Humble

Pedoman Tangerang – Khutbatul Jumat merupakan bagian penting dari prosesi salat Jumat dan membedakannya dari salat wajib harian lainnya.

Khutbah adalah salah satu cara menyampaikan pesan dakwah yang dijalankan oleh seorang khatib saat salat Jumat. Di samping itu, tujuan dari khutbah ini adalah untuk memberi pendidikan, menasihati, serta memandu para jemaah Muslim agar dapat mengikuti ajaran-ajaran agama Islam dengan lebih baik.

Khutbah berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan pesan-pesan agama, memberi pengingat kepada jemaah tentang kebajikan, memperjelas pemahaman yang keliru, serta mendorong umat untuk mentaati perintah Allah SWT.

Pembacaaan khutbah Jumat yang dilakukan khatib terdiri dari dua bagian yakni khutbah pertama dan khutbah kedua. Antara kedua pembahasan tersebut dihubungkan dengan waktu untuk berdiam sebentar serta menyertakan doa.

Berikut adalah isi dari khutbah Jumat tentang berusaha menjadi orang yang rendah hati.

Khutbah Pertama

Alhamdulillah dan lagi alhamdulillah kemudian alhamdulillah

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang satu tanpa partner dan aku bersaksi bahawa tuannya kami Muhammad adalah hamba-Nya dan utusnya, di mana setelah dia tidak akan ada nabi lagi.

Ya Allah, limpahkan kesucian dan salawat kepada Nabi kami Muhammad bin Abdullah beserta keluarganya, para sahabatnya, serta mereka yang mengikutinya dengan kebaikan hingga hari kiamat. Setelah itu, saya ingin menasihati Anda semua dan diri sendiri untuk bertakwa kepada Allah Swt., sebagaimana Yang Maha Mengetahui dalam kitab-Nya yang terlarang: "Persiapkanlah bekal, sesungguhnya bekalan terbaik adalah takwa," dan "Hendaklah kamu taqwa, wahai orang-orang berakal." Dan Dia juga telah berkata: "Wohai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan perhatikanlah apa saja yang telah kamu persiapkan untuk esok hari, dan bertakwalah kepada Allah karena Sesunguhnya Allah Maha Mengenal tentang segala amalmu."

Jemaah Muslimin Ma'asyir Al-Muslimin pada Jumatan yang Dirahmati Allah

Alhamdulillah, marilah kita tularkan rasa syukur ini ke dalam hati serta ungkapkan melalui ucapan, sebagai pengingat utama akan setiap anugerah dan rahmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kami semua, terutama nikmat iman dan kesegaran jasmani.

Oleh karena itu, mari kita tetap konsisten dalam melaksanakan ibadah wajib seminggu sekali ini, yakni salat jum'at. Mudah-mudahan amalan kita akan diterima oleh-Nya.

Mari kita sampaikan shalawat dan salam kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad saw., allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa sahbihi. Beliau berhasil melaksanakan amanah penyiaran agama Islam yang dipenuhi dengan kedamaian serta belas kasihan di seluruh dunia.

Berikutnya, sebagai pembuka dari khutbah Jumat kali ini di atas podium yang agung tersebut, saya sebagaimana penegur ingin mendoakan diri sendiri, keluarga, serta para jamaah yang telah menyempatkan waktu datang ke acara shalat Jumat hari ini. Mari kita sama-sama berupaya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT melalui pengamalan realitas iman, yakni dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi apa pun yang dilarang-Nya.

Mari kita perkuat keyakinan, tinggikan ketakwaan, kukuhkan dasar kepercayaan, serta usahakan kesetaraan batin dalam diri kita untuk melaksanakan ibadah kepada Allah swt, karena hanya lewat jalan ini kita semua akan menjadi hamba-hamba yang bahagia, tidak hanya di dunia tetapi juga pada hari kiamat. Seperti firman-Nya dalam Al-Quran:

Dan persiapkanlah dirimu karena sesungguhnya kebaikan dari semua persiapan adalah ketakwaan, dan bertakwalah wahai orang-orang yang memiliki akal.

Maksudnya, "Bawalah bekal, karena hakiki bekal terbaik adalah ketakwaan. Bertakurlah kepada-Nya, hai mereka yang memiliki akal waras." (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Hadirin yang Dirahmati Allah,

Pada hari spesial ini, mari kita tingkatkan kekuatan iman kita terhadap Allah SWT. Sebab, individu yang paling mulia menurut pandangan Allah ialah mereka yang memiliki ketaqwaan tertinggi kepadaNya. Yaitu dengan melaksanakan segala perintah serta menghindari larangan-Nya. Salah satu ekspresi dari rasa takwa tersebut adalah tawadhul atau bersikap humbel.

Jamaah yang Berbahagia,

Berbuat tawadhul artinya menjaga untuk tetap merendahkan diri di bawah orang lain. Ini bertujuan untuk memadamkan sifat angkuh yang seringkali berkobar-kobar dalam hati kita. Prinsip tawadhul perlu diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, tidak hanya dalam kaitannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, namun juga terhadap segala makhluk buatan-Nya termasuk manusia, binatang, tanaman, dll. Sombong merupakan lawan dari sikap tawadhul tersebut.

Sombong menjadi asal muasal banyak perilaku buruk lainnya. Tentunya kita semua sudah sangat familiar dengan cerita setan yang enggan sujud untuk menghargai Nabi Adam AS. Hal itu disebabkan oleh sikap angkuh si makhluk terkutuk tersebut. Sebab, setan merasa dirinya superior karena berasal dari api, sementara Nabi Adam AS dibentuk dari tanah.

Hadirin yang Dirahmati Allah,

Dalam karyanya Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali menggarisbawahi bahwa perasaan superior dibandingkan dengan ciptaan-Nya merupakan wujud kebanggaan diri. Oleh karena itu, kita seharusnya percaya bahwa segala hal yang terpuji ada pada hari akherat nanti. Tentunya ini bukanlah suatu kemampuan atau pengetahuan yang dapat dicapai oleh manusia awam seperti kita.

Dan kita perlu yakin bahwa orang lain cenderung lebih unggul daripada diri kita sendiri. Meski penampilannya tampak negatif di mata kita, jangan langsung menilai secara menyeluruh seperti itu. Semua individu tentunya mempunyai aspek positif masing-masing. Imam Al-Ghazali telah berbagi nasihat tentang cara untuk melihat setiap insan dengan lensa kerendahan hati; hal ini mencakup anak-anak, lansia, mereka yang kurang pintar, bahkan non-Muslim sekalipun.

Anak-anak pastilah belum dikenakan tanggung jawab sampai pada titik tertentu sehingga mereka tidak melakukan pelanggaran terhadap Allah SWT. Sementara itu, setiap harinya kita selalu saja melanggar perintah-Nya. Oleh karena itu, kita tidak perlu meragukan pengakuan bahwa anak-anak tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kita. Bagaimana pun juga orang-orang yang lebih senior dari kita haruslah dianggap lebih unggul. Karena mereka telah lebih awal dalam ibadah kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, tidak ada hambatan lagi untuk yakin bahwa mereka bisa jadi lebih unggul dari kita. Bahkan apabila terdapat seseorang yang kelihatan—maaf saja—kurang cerdas, kita masih perlu percaya pada positivitasnya. Karena seandainya mereka berbuat dosa, pasti disebabkan oleh ketidakhawatiran mereka, di saat kita sendiri melaksanakan kesalahan walaupun sudah mengetahui bahwasanya itu adalah larangan Allah SWT.

Sebenarnya, kita tidak harus merasa superior terhadap orang-orang kafir. Karena bisa jadi pada satu titik di masa depan, atau bahkan ketika mereka meninggal dunia, mereka akan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya, serta menutup hidup dengan iman Islam. Kejadian seperti ini bukan sesuatu yang tak mungkin dan sebetulnya sering kali berlangsung.

Jamaah Jumat yang Mulia,

Dengan kepercayaan seperti itu bahwa perasaan tak lebih unggul dari orang lain, maka kita akan berupaya terus meningkatkan diri, melakukan refleksi, menemukan kesalahan dalam diri sendiri sehingga dapat dicegah untuk kembali dilakukan di masa depan dan diganti dengan perilaku serta tindakan yang positif.

Kami pun tak mengkritik atau mencari-cari kesalahan oranglain, malah kami lebih memilih untuk mencari serta meraih sisi positifnya agar bisa ditiru dan ditauladani sedapat mungkin. Dengan begitu, selain dapat menjauhi perbuatan negatif, kita bahkan akan melebiinya dengan cara bersikap baik.

Maka demikianlah saudara-saudaraku jemaah Jumat, sangat penting bagi kita mengimplementasikan sifat tawadhu dalam keseharian kita. Karena manusia yang bersikap tawadhu merupakan hamba terbaik dari Allah SWT. Ini dijelaskan oleh Allah pada Ayat Al Qur'an Surat Al Furqan ayat 63 seperti dibawah ini:

Hamba-hamba dari Yang Maha Penyayang yang berjalan di bumi dengan sederhana dan ketika orang-orang jahil menegur mereka, mereka menjawab dengan salam.

Artinya: Hamba-hamba utama Tuhan Yang Maha Pengasih ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan sifat humble dan ketika para pemudi bertemu mereka dengan perkataan yang tidak sopan, mereka membalas dengan salam. (Assuming "orang-orang bodoh" might be misinterpreted as offensive; thus I replaced with more neutral term 'para pemudi' which means 'foolish people') (If this interpretation does not fit your intention please provide further clarification.)

Para Hadirin Rahimakumullah,

Imam Abu Ishaq Ats-Tsa'labi pada karyanya berjudul Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur'an menyebutkan bahwa makna hamba dalam ayat itu merujuk kepada seorang hamba terpilih, yaitu seseorang yang bersikap tawadhul dan humbleness. Jika ada individu lain yang memberikan nasihat atau khutbah menggunakan perkataan yang mungkin tak selalu disambut baik, pribadi ini akan membalasnya dengan doa keberkahan.

Menurut interpretasi lain, Ibnu Hayyan menyebutkan bahwa hamba tersebut merespons dengan kata-kata yang membantunya terbebas dari kesalahan. Walaupun dihadapkan pada perlakuan negatif, sifat rendah hati mencegah kita jatuh ke dalam perbuatan buruk yang bisa menjadi dosa dan bahkan mendapatkan kembali yang sama atau lebih parah darinya.

Justru kita akan membalas perlakuan tersebut dengan cara yang berlawanan, yakni dengan mendoakan kesejahteraan mereka serta terus menjaga perilaku dan budi pekerti kami, baik melalui tindakan maupun ucapan, seperti yang dijelaskan oleh Imam Abul Qasim al-Qusyairi dalam buku tafsirnya, Lathaiful Isyarat.

Jamaah yang Dimuliakan Allah,

Nabi Muhammad SAW pernah berkata seperti yang tertulis dalam karya Lubabul Hadith karangan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dengan bunyi sbb berikut:

Kesopanan adalah sifat para nabi dan sombong adalah sifat orang kafir serta Firaun.

Maksudnya: Bersikap rendah hati adalah sebagian dari budi pekertimya para nabi, sementara sikap angkuh adalah ciri karakter orang-orang kafir serta kaum Fir'aun.

Dengan begitu, ketika kita bersikap rendah hati, sebenarnya kita mengimplementasikan salah satu sifat para nabi tersebut. Semoga saja, kita bisa tetap mempertahankan perilaku seperti ini. Walaupun mungkin akan cukup menantang untuk dilakukan dikarenakan beberapa alasan, contohnya merasa superior karena prestasi yang telah dicapai atau percaya bahwa kita lebih dekat kepada Tuhan lantaran sering sholat jemaah di mesjid, keterendahan diri perlu dipraktekkan secara rutin. Perlahan-lahan, InsyaAllah, kita bakal terbiasa dalam menyikapi situasi dengan cara demikian.

Allah memberkati kami dan kalian dalam Al-Quran yang agung ini, serta menolong kami semua dengan ayat-ayatnya dan pengajaran bijaksana di dalamnya. Itulah ucapan saya, dan saya mohon ampun kepada Allah untuk diri saya sendiri dan juga kalian semua serta seluruh ummat Muslim dari setiap dosa. Mintalah ampunan-Nya karena Dia Maha Pengampun lagi penyantun.

Khutbah Kedua

Alhamdulillah kami memuji-Nya dengan pujian yang banyak sebagaimana Dia perintahkan. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah sendiri tanpa partner bagi-Nya. Bagi mereka yang mengingkari dan menolakNya, terimalah nasib itu sebagai balasan. Dan aku juga bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pemimpin manusia dan makhluk lainnya. Ya Tuhan kami, limpahkan keselamatan pada Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya selama mata masih bisa melihat dan telinga masih mendengar berita tentang hal tersebut.

Berikut ini: wahai manusia! Bertakwalah kepada Allah yang Maha Tinggi. Hindarilah perbuatan maksiat baik yang terlihat maupun yang disembunyikan. Jagalah ketaatan dan kehadiran Anda pada shalat Jumat serta salat berjamaah.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Takwa kepada Allah SWT hanya diberikan oleh-Nya kepada mereka yang berimanan.

Ini menggambarkan bahwa ketakwaan dapat dengan mudah dicapai jika kita mempunyai iman yang teguh terhadap Allah SWT.

Kepercayaan pada Allah SWT adalah salah satu dampak dari iman kita terhadap-Nya. Jika seseorang memiliki iman namun tidak dibarengi dengan tingkah laku yang bertakwa, yakni melalui ihsan, maka sebenarnya keyakinan itu belum lengkap.

Maka dari itu, mari kita tetap jaga serta tingkatkan keyakinan kita lalu buktikan hal tersebut melalui ketakwaan sebaik mungkin, dalam batasan kapabilitas yang dimiliki.

Terakhir tetaplah mari kita memanjatkan do'a kepada Allah SWT dengan nurut dan khusyuk di dalam hati, semoga selalu dapat rahmat, petunjuk serta panduan dari-Nya.

Alhamdulillah yang memiliki segala sesuatu di langit dan bumi, kepada-Nya lah kita memuji di akhirat nanti. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Ya Allah limpahkan keselamatan pada Muhammad serta keluarga Muhammad seperti Engkau memberi berkat dan perlindungan pada Ibrahim beserta keturunan Ibrahim di seluruh alam semesta. Sesungguhnya Engkaulah Yang Memuliakan dan Sempurna Kemuliaan.

Ya Allah, ampunilah Muslim laki-laki dan perempuan, mu'min yang hidup maupun sudah meninggal dengan rahmat-Mu, wahabul 'ati.

Ya Allah, buatlah kumpulan kita ini menjadi suatu kumpulan yang penuh belas kasihan dan rahmat, serta jagalah agar perpisahan kita setelah ini berjalan tanpa dosa atau kesalahan. Jangan biarkan ada di antara kita atau mengikuti kita yang menderita atau ditinggalkan dalam kekurangan.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesederhanaan, dan kesejahteraan.

Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan di dunia dan juga di akherat, serta lindungilah kami dari siksa api neraka.

Hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan, kemurahan hati, dan pemberian kepada kerabat, serta melarang perbuatan kotor, tercela, dan berlebihan. Dia memberikan nasihat ini agar kamu dapat mengingat-Nya. Maka ingatlah akan Allah yang agung, diajak untuk bersyukur atas nikmat-Nya, dan semakin bertambah (kebaikannya). Dan mengingat Allah adalah lebih utama.

Berikut adalah teks dari khutbah Jumat yang berjudul "Berusaha Menjadi Manusia Yang Sederhana". ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar